Selasa, 20 Februari 2018

Tradisi Lempar Sirih atau Balangan Gantal Dalam Pernikahan Jawa

Tradisi Lempar Sirih ( Balangan Gantal ) Pernikahan, Asalkah ?

Dalam pernikahan adat jawa baik gagrag Jogja mau Surakarta, terdapat rangkaian upacara adat panggih. Adat Panggih merupakan proses dipertemukannya pengantin pria dan wanita sebagai pasangan suami istri. Legitimasi panggih ini ditandai dengan saling melempar sirih ( balangan gantal ) antara pengantin pria dan wanita.

Terdapat beberapa ketentuan dalam lempar - melempar sirih ini, antara lain :
1. Daun sirih yang digunakan
- Daun sirih segar
- Dua lembar daun sirih yang bertemu ruas ( matemu ros ).
- Gantal berjumlah ganjil ( 7 linting )

2. Benang / Lawe pengikat : benang berwarna putih

3. Cara melempar
- Lemparan pertama, oleh pengantin pria ke tubuh pengantin wanita
- Lemparan kedua, bersamaan antara pengantin pria dan wanita, dengan sasaran kening
- Lemparan ketiga, bersamaan antara pengantin pria dan wanita, dengan sasaran dada
- Lemparan keempat, bersamaan antara pengantin pria dan wanita, dengan sasaran lutut

Filosophy Balangan GantalGantal

* Daun sirih memiliki dua sisi dengan bentuk yang berbeda, melambangkan dua orang pengantin yang berbeda sifat, kepribadian dan jenis kelamin.
* Daun sirih diambil dari satu ruas ( ros ) : bersatu dalam rasa, perasaan, hati ( manunggal ing rasa ).
* Tujuh linting : 7 dalam bahasa jawa artinya pitu. Mengandung harapan mendapatkan pitulungan ( pertolongan ) dan senantiasa memberi hidup tolong - menolong
* Lawe wenang / benang pengikat warna putih : tali ikatan sucisuci

* Lemparan ke kening / kepala :
- Manunggal ing cipta ( menyatunya cipta )
- Mulur pikire ( berkembang pola pikir )
- Berpikir dewasa, saling ingat - mengingat, saling menjaga dan bertanggung jawab
- Meninggalkan pola pikir orang muda / lajang dan kekanak - anakkan
- Bagi wanita yg biasanya lebih mengandalkan perasaan, harus dapat menyeimbangkan dengan pikiran ( logika )

* Lemparan ke dada
- Manunggal ing rasa ( menyatunya rasa, perasaan, hati, jiwa )
- Saling memahami
- Ngrembakaning rasa tresna ( tumbuh subur rasa cinta )
- Bagi pria yang biasanya lebih mengedepankan logika, harus membuka hati agar lebih dapat memahami perasaan pasangannya. Karena wanita harus dimengerti, dipahami dan disayangi.
- Saling dekat dihati, dan hidup dalam detak jantung

* Lemparan ke Lutut/Jengku atau ke kaki
- Manunggal ing karsa ( menyatu dalam setiap langkah dan tindakan )
- Kukuh, kuat, sentosa
- Seiring - sejalan
- Sebagian pinisepuh mengartikan kata 'jengku' merupakan keratabasa 'ngajeng pamengku'. Kedua mempelai telah ngajeng - ajeng pamengku, saling berharap untuk dapat merengkuh dan direngkuh atau saling memiliki.

Demikian sekelumit tentang Balangan Gantal dalam tata upacara adat panggih dalam pernikahan jawa ( pawiwahan ). Tentu masih banyak makna yang namun belum seluruhnya diuraikan di sini. Dari uraian yang hanya ' sekilas ' ini, setidaknya dapat diketahui bahwa upacara adat jawa kaya akan makna.

Banyak syarat dan ketentuan yang harus diikuti, bukan asal apalagi asal - asalan, agar tidak kehilangan ruh.


( Diambil dari MY )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar